Sajikan Kembali Laporan Keuangan, Lippo Karawaci (LPKR) Mencatatkan Kerugian di 2017

Jumat, 14 Juni 2019 | 12:14 WIB
Sajikan Kembali Laporan Keuangan, Lippo Karawaci (LPKR) Mencatatkan Kerugian di 2017
[]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lengan bisnis Grup Lippo di sektor properti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian untuk tahun buku 2018 dan 2017.

Penyajian kembali laporan keuangan tersebut merupakan penerapan hasil penelaahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehubungan dengan rencana Lippo Karawaci menggelar penawaran umum terbatas (PUT) IV alias rights issue.

Nah, dalam laporan keuangan yang disajikan kembali itu, terdapat perubahan laporan posisi keuangan maupun laporan laba rugi baik untuk tahun buku 2018 maupun tahun buku 2017.

Pada laporan laba rugi tahun buku 2018, misalnya, pendapatan Lippo Karawaci sebelum disajikan kembali sebesar Rp 12,46 triliun. Setelah disajikan kembali, pendapatan Lippo Karawaci turun menjadi Rp 11,06 triliun.

Meski pendapatan turun setelah disajikan kembali, laba bersih Lippo Karawaci justru mengalami kenaikan dibanding sebelum disajikan kembali.

Laba bersih Lippo Karawaci tahun buku 2018 sebelum disajikan kembali sebesar Rp 695,15 miliar. Setelah disajikan kembali, laba bersih Lippo Karawaci untuk tahun buku 2018 naik menjadi Rp 720 miliar.

Penyajian kembali juga menyebabkan perubahan dalam laporan laba rugi untuk tahun buku 2017.

Sebelum disajikan kembali, pendapatan Lippo Karawaci pada 2017 sebesar Rp 10,5 triliun. Setelah disajikan kembali, pendapatan Lippo Karawaci pada 2017 menjadi Rp 10,07 triliun.

Yang menarik, penyajian kembali membuat kinerja Lippo Karawaci untuk tahun buku 2017 mencatatkan kerugian.

Sebelum disajikan kembali, Lippo Karawaci mencatatkan laba bersih sebesar Rp 614,17 miliar.

Namun, setelah disajikan kembali, Lippo Karawaci pada tahun buku 2017 justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 377,35 miliar.

Kerugian pada penyajian kembali laporan keuangan tahun buku 2017, salah satunya, disebabkan oleh naiknya beban usaha. Sebelum disajikan kembali, beban usaha Lippo Karawaci pada 2017 sebesar Rp 3,14 triliun. Sementara setelah disajikan kembali, beban usaha naik menjadi Rp 4,3 triliun.

Kenaikan beban penjualan pada laporan penyajian kembali disebabkan terutama oleh naiknya beban iklan dan pemasaran.

Sebelum disajikan kembali, beban iklan dan pemasaran pada 2017 hanya sebesar Rp 249,9 miliar. Namun, setelah disajikan kembali, beban iklan dan pemasaran pada 2017 melonjak menjadi Rp 1,4 triliun.

John Riady, Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci, mengatakan, perubahan laporan laba rugi pasca penyajian kembali terkait perubahan pada anak perusahaan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang sebelumnya dikonsolidasikan di laporan keuangan Lippo Karawaci, khususnya terkait beban dibayar di muka. "Hal ini terkait beban dibayar di muka, yaitu biaya iklan yang dibebankan sebagian di 2017," ujar John.

Anak perusahaan Lippo Cikarang yang John maksud adalah PT Mahkota Sentosa Utama, pengembang kota mandiri Meikarta. Seperti diketahui, pada semester I-2018 lalu, Lippo Karawaci telah mendekonsolidasi Mahkota Sentosa pasca Lippo Cikarang melepas sebagian kepemilikan saham di pengembang Meikarta itu.

Karena sudah tidak lagi dikonsolidasikan, pada laporan keuangan yang disajikan kembali, Lippo Karawaci menghitung ulang beban dibayar di muka oleh Mahkota Sentosa Utama, terutama terkait pembebanan biaya iklan dan pemasaran.

Biaya iklan dan pemasaran Mahkota Sentosa Utama sebelumnya dicatat pada akun beban dibayar di muka. Pada laporan keuangan tahun buku 2017 sebelum disajikan kembali, biaya iklan dan pemasaran Lippo Karawaci yang dicatatkan di akun beban dibayar di muka sebesar Rp 552,2 miliar.

Pada laporan keuangan tahun 2017 yang disajikan kembali, biaya iklan dan pemasaran Lippo Karawaci di akun beban dibayar di muka hanya sebesar Rp 3,9 miliar.  

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Ini Peran Antam di Proyek Baterai EV Terintegrasi
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:52 WIB

Ini Peran Antam di Proyek Baterai EV Terintegrasi

Dari bagian hulu ekosistem baterai, ANTM membentuk perusahaan patungan bersama CBL untuk pengelolaan tambang nikel

Jaecoo Kantongi Pesanan Kendaraan 700 Unit
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:49 WIB

Jaecoo Kantongi Pesanan Kendaraan 700 Unit

Jaecoo juga mulai memperkenalkan model listrik J5 EV di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025.

Perang Menohok Keyakinan Pelaku Industri
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:45 WIB

Perang Menohok Keyakinan Pelaku Industri

Indeks Kepercayaan Industri melambat pada Juni 2025 namun masiih dalam tahap ekspansi yakni di level 51,84.

Japfa Impor 1.100 Ekor Sapi dari Australia
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:44 WIB

Japfa Impor 1.100 Ekor Sapi dari Australia

Sejatinya, impor sapi dilakukan guna mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi susu segar dalam negeri (SSDN).

 Subsidi Setrum Bisa Bengkak Rp 2,6 Triliun
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:41 WIB

Subsidi Setrum Bisa Bengkak Rp 2,6 Triliun

Kebutuhan subsidi listrik di sepanjang tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 90,32 triliun, naik dari alokasi tahun lalu

GPRA Menyiapkan Belanja Modal Rp 400 Miliar
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:36 WIB

GPRA Menyiapkan Belanja Modal Rp 400 Miliar

GPRA berencana mengembangkan beberapa proyek residensial unggulan, di antaranya Puri Semanan Residence di Jakarta Barat.

SMDR Melanjutkan Ekspansi Armada
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:32 WIB

SMDR Melanjutkan Ekspansi Armada

Kebutuhan belanja modal tahun ini menghadapi tantangan tersendiri dibandingkan kondisi tahun sebelumnya.

 ITMG Melirik Komoditas Nikel
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:29 WIB

ITMG Melirik Komoditas Nikel

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan menjadikan nikel sebagai bisnis inti perusahaan selain batubara

Impor Lebih Longgar, Industri Lokal Jangan Terluka
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:24 WIB

Impor Lebih Longgar, Industri Lokal Jangan Terluka

Deregulasi ini mencakup 10 kelompok komoditas dengan total 482 pos tarif harmonized system (HS), yang sebelumnya memerlukan perestujuan impor

Beras Oplosan Memicu Keresahan Publik
| Selasa, 01 Juli 2025 | 05:20 WIB

Beras Oplosan Memicu Keresahan Publik

Bapanas memberikan waktu bagi produsen beras yang nakal untuk memperbaiki diri dan menjual produk beras sesuai dengan label.

INDEKS BERITA

Terpopuler