Kinerja penerimaan pajak konsumsi, berupa pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), mengalami kontraksi

Pemerintah kembali menggulirkan sejumlah insentif pajak, mulai dari PPh Pasal 21, PPN, hingga PPnBM  DTP

Bisnis pembiayaan kendaraan listrik bisa makin menyengat dengan adanya insentif PPnBM DTP untuk mobil listrik pada 2025. 

Sebelum ada kenaikan PPN menjadi 12%, LCGC juga dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) senilai 3%.

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Pemerintah akan memberikan insentif pengurangan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk mobil hybrid mulai tahun depan.

Pemerintah menyiapkan skema insentif untuk sektor otomotif yang meliputi pembebasan PPN dan diskon PPnBM.

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

Insentif ini membuat impor merek-merek mobil listrik baru, termasuk dari China, makin marak di Indonesia.

Penjualan mobil hybrid tetap berpotensi tumbuh meski terjadi kenaikan tarif PPnBM.